KANCIL DAN BERUANG

 Karya : Ahmad Dwi Pangga

 

 Ada seekor Beruang coklat bertubuh gendut. Ia selalu terpesona mendengar burung – burung bernyanyi riang. Beruang coklat ingin bisa bernyanyi atau bersiul,tapi ia tak mampu. Suatu hari ia tersesat diladang dekat perkampungan. Ia tak melihat anak gembala meniup seruling dengan suara yang merdu sekali . Beruang masuk kembali ke hutan dan menceritakan pengalamannya itu kepada Kancil.

Suatu hari Kancil berjalan – jalan  sampai ia di rerumputan pohon bambu, karena capek, ia beristirahat ditempat itu. Tiba – tiba ia mendengar suara bamboo yang cukup merdu, walau tak semerdu seruling gembala.

Berhari – hari Kancil mencari beruang akhirnya ia temukan juga si Beruang yang sedang mandi di sebuah telaga . “ Cil, kita berangkat yo !

            Dari kejauhan Beruang melihat Kancil seolah – olah sedang memainkan seruling itu, kata Beruang sambal mendekati Kancil. “ Boleh, julurkan lidahmu,tempelkan kecelah seruling bamboo yang panjang ini,” kata Kancil

            Kancil segera bersiul memanggil angina, tak berapa lama angina bertiup sepoi – sepoi cukup untuk menggoyangkan pohon bamboo.

Bamboo berderit,menjepi ujung lidah beruang – beruang menjerit kesakitan. Dengan sepasang tangannya yang kuat ia menahan gerakan bamboo dan segera mencabut lidahnya.

            Sadarla si Beruang, Kancil sengaja menipunya, tapi ia tidak marah, sebab derit suara bambu itu memang terdengar merdu. Begitu merdunya derit bambu itu,sehingga membuat Beruang terlena dan akhirnya ia tertidur lelap.

 

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------